
Shopee berwarna oranye, KFC berwarna merah dan Gojek berwarna hijau.
Kira-kira apa alasan brand tersebut memilih warna-warna itu? Alasan pemilihan warna pada brand salah satunya karena warna dapat mempengaruhi perilaku manusia termasuk emosi dan cara orang mengambil keputusan.
Psikologi warna bisa menentukan warna apa yang cocok untuk brand dan audiens Anda. Psikologi warna dapat mempengaruhi audiens untuk melakukan pembelian produk. Berikut penjelasan mengenai Psikologi Warna: Cara Memilih Warna yang Tepat untuk Bisnis Anda.
Apa itu psikologi warna?
Psikologi warna adalah studi tentang bagaimana warna yang berbeda dapat mempengaruhi perilaku manusia, termasuk kesan yang diberikan warna, emosi apa yang dapat ditimbulkannya, dan bagaimana warna tersebut dapat mempengaruhi orang untuk mengambil keputusan.
Brand biasanya menggunakan warna dalam logo, media digital, kemasan, dan iklan mereka untuk memengaruhi target audiens mereka. Hal ini brand lakukan agar audiens tertarik untuk membeli produk mereka.
Bagaimana pengaruh warna terhadap bisnis?
Beberapa brand sukses menggunakan warna untuk menciptakan branding dan menarik pelanggan mereka. Memilih palet warna yang tepat dapat meningkatkan penjualan, meningkatkan persepsi masyarakat, dan menumbuhkan rasa loyal terhadap brand.
Berikut tiga contoh bagaimana desainer yang mewakili merek berbeda di industri yang sama dapat menggunakan warna untuk menargetkan pasar yang berbeda:
Otomotif: Brand otomotif mewah sering kali menggunakan warna hitam untuk menonjolkan kesan kesederhanaan yang tak lekang oleh waktu. Untuk target di kawasan pedesaan, desainer menggunakan warna cokelat atau merah untuk menimbulkan kesan kegunaan yang kuat dan daya tahan yang kokoh.
Kesehatan: Brand layanan kesehatan institusi sering kali memilih warna biru, hijau, atau putih untuk menciptakan suasana aman dan tenteram. Namun, desainer yang bekerja dengan brand kesehatan alternatif akan memilih warna ungu untuk menonjolkan rasa spiritualitas.
Makanan: Desainer brand makanan cepat saji sering menggunakan warna merah dan kuning untuk meningkatkan nafsu makan calon pelanggan, sementara merek makanan organik biasanya menggunakan warna hijau dan coklat untuk memberikan rasa kesegaran alami.
Arti warna dalam bisnis
Merah
Warna merah dapat memberikan rasa yang kuat dan penuh semangat. Desainer sering menggunakannya untuk iklan restoran untuk merangsang rasa lapar dan mendorong calon konsumen untuk melakukan tindakan. Merah biasanya membuat orang merasa:
Kuat
Penuh urgensi
Lapar
Energik
Penuh perhatian
Ulet
Kuning
Brand sumber daya, rumah tangga, dan makanan menyukai warna ini karena memberikan efek ceria dan menarik perhatian. Warna kuning dapat memberikan kesan:
Optimisme
Cerah
Kehangatan
Inspirasi
Kreativitas
Dorongan
Oranye
Warna oranye menggabungkan kepercayaan diri dari merah dan optimisme dari kuning untuk membuat efek semangat yang tinggi. Perusahaan teknologi dan kesehatan sering kali menggunakan warna oranye untuk menciptakan karakter yang berani namun ramah. Oranye seringkali membuat orang merasa:
Enerjik
Ceria
Antusias
Bersemangat
Optimisme
Hidup
Hijau
Hijau adalah warna sejuk yang dapat menimbulkan rasa kedamaian, kesehatan, kesegaran, dan alami. Merek keuangan dan sumber daya terkadang lebih memilih warna hijau yang lebih gelap untuk menunjukkan kesan kaya atau melimpah, sementara brand kesehatan, teknologi, dan makanan menggunakan warna hijau yang lebih terang untuk menimbulkan rasa tenang. Hijau juga memberikan kesan:
Kesehatan
Kesegaran
Ketenangan
Kekayaan
Kesuburan
Pertumbuhan
Biru
Warna biru menjadi pilihan populer bagi brand-brand di industri seperti sumber daya, perawatan kesehatan, teknologi, keuangan, dan penerbangan, karena warna biru dapat membantu orang merasa aman. Hal ini bisa karena mengingatkan orang pada laut dan langit. Warna biru juga dapat memberikan kesan berikut:
Keandalan
Dapat dipercaya
Keamanan
Tanggung jawab
Keaslian
Kejujuran
Ungu
Orang sering menganggap ungu dengan royalti dan misteri, dan brand kesehatan alternatif dan keuangan modern sering menggunakan warna ini untuk menunjukkan bahwa mereka menonjol dari brand lain. Selain itu, warna ungu dapat membuat suatu brand memiliki kesan sebagai berikut:
Anggun
Megah
Spiritual
Cerdas
Misterius
Nostalgia
Hitam
Beberapa orang menganggap warna hitam dengan kesederhanaan yang canggih. Brand pakaian, teknologi, dan otomotif mewah menggunakannya untuk memberikan rasa percaya diri klasik kepada pelanggan mereka. Warna hitam juga dapat menunjukkan kesan sebagai berikut:
Abadi
Kelas atas
Canggih
Efisien
Berwibawa
Stabil
Putih
Putih biasanya melambangkan kebersihan dan kepolosan, itulah sebabnya warna ini sering digunakan oleh brand yang berfokus pada kesehatan atau anak-anak. Brand juga dapat menggunakan warna putih untuk memberikan kesan berikut:
Kemurnian
Kebersihan
Bangsawan
Lega
Kelembutan
Baru
Merah Jambu
Warna hangat ini memadukan gairah warna merah dan kepolosan warna putih. Desainer sering kali memilih warna merah muda untuk target audiens yang berusia lebih muda. Warna merah muda biasanya mendorong orang untuk merasakan:
Tenang
Aman
Ceria
Muda
Feminim
Romantis
Abu-abu
Kombinasi warna putih dan hitam, abu-abu bisa menjadi warna hangat atau sejuk, tergantung shadenya. Desainer terkadang memilih warna abu-abu sebagai warna penyeimbang atau pemersatu ketika sebuah brand menggunakan lebih dari satu warna dalam iklannya. Abu-abu dapat memberikan kesan:
Kedewasaan
Fungsionalisme
Keseriusan
Harmoni
Kemewahan
Kebijaksanaan
Cokelat
Warna cokelat terkadang menunjukkan kesederhanaan alami dan tahan lama, sehingga warna cokelat dipakai oleh brand di bidang pertanian serta brand otomotif dan pakaian yang berfokus pada aktivitas luar ruangan. Cokelat juga memberikan kesan sebagai berikut:
Kasar
Bersahaja
Praktis
Dapat diandalkan
Tidak rumit
Minimalis
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memilih warna suatu brand
Pilih warna yang mencerminkan brand, industri, perusahaan, produk atau layanan.
Amati bagaimana budaya di wilayah Anda memandang warna tertentu, terutama jika Anda ingin menjangkau audiens global.
Gunakan kombinasi warna untuk menghindari bentuk pemasaran bisnis yang hambar serta dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dengan mengkombinasikan warna
Hindari memilih warna berdasarkan selera Anda sendiri dan fokuslah pada warna apa yang menurut Anda paling menarik perhatian audiens.
Itulah penjelasan mengenai Psikologi Warna: Cara Memilih Warna yang Tepat untuk Bisnis Anda. Anda bisa memilih warna yang tepat untuk bisnis Anda dengan menghubungi DIPDOP sekarang juga. Layanan desain grafis DIPDOP siap membantu Anda memilih warna yang sesuai dengan karakteristik dan audiens bisnis Anda.
Sumber:
https://www.indeed.com/career-advice/career-development/color-of-business